Akhire hari itu ditentukan juga. Rasanya plong, tapi disatu sisi aku juga masih bertanya tanya “Mampu kah aku?”. Karena sepertinya selama ini aku juga dipengaruhi oleh sudah banyaknya temanku yang sudah menuju
pelaminan, jadi mau tidak mau aku terdorong. Padahal di sisi lain mungkin aku belum siap dengan konsekuensi dan tanggung jawabnya. Tapi semua pasti berjalan sendiri dan dengan sendirinya akan menuntunku. Karena jika kita menanti untuk benar-benar siap pastilah sulit untuk siap, karena aku belum pernah mengalami itu. 25 September 2011 adalah harinya. Sekarang tanggal 2 Juni 2011. Masih agak banyak waktu ku untuk mempersiapan mentalku. Semoga Allah melindungi dan meridhoi kami. Amin.
Nanti setelah tanggal itu apa yang terjadi padaku ya.... Setelah seperempat abad aku hidup sendiri atau hdup dengan orang tuaku sendiri. Nanti pada saatnya aku harus mengikuti suami untuk tinggal bersama dia dan orang tuanya. Pasti rikuh, pekewoh, serba salah dan lain lain yang aku rasakan. Tapi itu harus aku hadapi, aku harus kuat. Karena ini adalah rintanganku untuk manjadi seseorang yang akan naik derajadnya dihadapan Allah. Aku akan melangkahkan kakiku sedikit demi sedikit dan membiasakan hidup di lingkungan yang mungkin agak asing bagiku. Pastilah akan ada yang membantuku melewati semua kebimbangan ini. Pasti ku bisa melakukannya, pasti ku bisa menerima dan malakukannya.
pelaminan, jadi mau tidak mau aku terdorong. Padahal di sisi lain mungkin aku belum siap dengan konsekuensi dan tanggung jawabnya. Tapi semua pasti berjalan sendiri dan dengan sendirinya akan menuntunku. Karena jika kita menanti untuk benar-benar siap pastilah sulit untuk siap, karena aku belum pernah mengalami itu. 25 September 2011 adalah harinya. Sekarang tanggal 2 Juni 2011. Masih agak banyak waktu ku untuk mempersiapan mentalku. Semoga Allah melindungi dan meridhoi kami. Amin.
Nanti setelah tanggal itu apa yang terjadi padaku ya.... Setelah seperempat abad aku hidup sendiri atau hdup dengan orang tuaku sendiri. Nanti pada saatnya aku harus mengikuti suami untuk tinggal bersama dia dan orang tuanya. Pasti rikuh, pekewoh, serba salah dan lain lain yang aku rasakan. Tapi itu harus aku hadapi, aku harus kuat. Karena ini adalah rintanganku untuk manjadi seseorang yang akan naik derajadnya dihadapan Allah. Aku akan melangkahkan kakiku sedikit demi sedikit dan membiasakan hidup di lingkungan yang mungkin agak asing bagiku. Pastilah akan ada yang membantuku melewati semua kebimbangan ini. Pasti ku bisa melakukannya, pasti ku bisa menerima dan malakukannya.
Sampainya aku di titik ini karena ada masa lalu yang menyertaiku.Semoga dengan masa lalu itu menjadi penuntun dan bekalku untuk melangkah pada masa depan. Terimakasih pada masalaluku, terima kasih pada orang-orang yang telah mengisi masa laluku. Aku ingin mandiri, tak tergantung pada orang lain. Aku tak ingin hanya diam saja dirumah, karena orang tuaku sudah berkorban keringat dan asa mereka untuk menyekolahkan aku. Aku akan berusaha untuk jadi lebih baik. Pak, buk, terima kasih kalian telah membesarkan aku, mendidik aku, memberi bekal padaku. Semua itu mungkin tak bisa ku ungkapkan pada kalian, dan tak mungkin aku membalas kebaikan kalian. Bahkan tak jarang aku sering berselisih paham dengan kalian, sering mengacuhkan. Tapi terlepas dari itu semua aku sangat sangat sayang kalian. Jika suatu hari nanti aku punya rejeki ingin aku membahagiakan kalian. Aamiin.............
0 komentar:
Posting Komentar